Kandangan, 15 Mei 2025 — Institut Agama Islam Darul Ulum (IAIDU) Kandangan secara resmi menggelar acara pembukaan dan pelepasan mahasiswa peserta PKM KKN Tematik yang ditempatkan di Desa Bakarung, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Acara berlangsung khidmat di Aula Rektorat IAIDU Kandangan(14/05), dan dihadiri langsung oleh Rektor IAIDU, Dr. H. Muhsin Aseri, M.Ag, M.H serta jajaran stuan kerja dilingkungan IAIDU Kandangan.
Sebanyak 9 mahasiswa dari berbagai program studi dilepas secara resmi untuk menjalankan program pengabdian berbasis keagamaan, dengan fokus utama pada bimbingan keagamaan dan pembinaan baca Al-Qur’an bagi anak-anak, remaja, dan masyarakat umum di desa tersebut.
Dalam sambutannya, Rektor IAIDU menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam membawa nilai-nilai akademik dan religius ke tengah masyarakat.
“KKN ini bukan sekadar formalitas akademik, tapi wujud nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Saya harap para mahasiswa dapat menjadi teladan dan memberi dampak positif melalui pendekatan keagamaan yang menyentuh,” ujar Dr. Muhsin Aseri.
Sementara itu, Kepala P2M, Muhammad Firliadi Noor Salim, M.H menyampaikan bahwa pemilihan Desa Bakarung sebagai lokasi KKN Tematik bukan tanpa alasan. Desa tersebut dinilai memiliki potensi sekaligus kebutuhan akan penguatan pendidikan agama dan literasi Al-Qur’an khususnya dilingkungan kampus.
“Program ini dirancang secara tematik untuk menjawab kebutuhan lokal. Mahasiswa akan mendampingi masyarakat dalam kegiatan seperti TPA, majelis taklim, serta pelatihan metode cepat baca Al-Qur’an,” jelasnya.
Pihak pemerintah desa yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut baik dan mendukung penuh kegiatan ini. Kepala Desa Bakarung menyampaikan terima kasih kepada IAIDU dan berharap kegiatan ini bisa mempererat hubungan kampus dengan masyarakat desa.
Kegiatan pembukaan ditutup dengan penyerahan simbolis atribut KKN oleh Rektor kepada perwakilan mahasiswa dan foto bersama. Setelah itu, para peserta langsung diarahkan menuju posko dan mulai berkoordinasi dengan masyarakat setempat untuk pelaksanaan program yang akan berlangsung selama 75 hari.
